SEJARAH TERBENTUKNYA NEGERI HULALIU

Umumnya penduduk pulau Ambon dan pulau-pulau Lease berasal dari pulau Seram. Demikian pula dengan penduduk Negeri Hulaliu, Kecamatan Pulau Haruku

Menyebarnya penduduk dari pulau Seram menurut penuturan leluhur disebabkan oleh karena suatu kekacauan yang terjadi dipusat kerajaan Nunusaku saat itu, yakni terbunuhnya putrid raja Nunusaku yang bernama Rapie Hai Nuwele sehingga orang mulai berpencar menyelamatkan dirinya masing-masing.

Berpencarnya orang-orang diatas, biasanya dalam kelompok-kelompok dan salah satu kelompok menuju ke selatan tepatnya di desa Seriawan, kemudian menyeberang ke pulau Haruku dan singgah di suatu tempat yang bernama “Nama Ea” ( terletak antara desa Pelauw dan Kailolo sekarang) kelompok besar ini terdiri dari kelompok Hulaliu kelompok Pelauw, kelompok Kailolo, kelompok Rohomoni dan kelompok Kabau. Namun mereka tidak betah disitu, maka berpindahlah merela ke hutan yang bernama “Alaka” dan bergabung disana dan membentuk satu kelompok adat yang bernama “Uli Hatuhaha Amarima Lounusa”, artinya Perkumpulan lima negeri diatas batu.

Pada tahun 1516 bangsa portogis telah menguasai Jasirah Leihitu dan mereka terus melakukan perluasan daerah kekuasaan, salah satu tujuannya asalah pulau Haruku dan usaha ini ditentang oleh kelompok Uli Hatuhaha yang kemudian pecahlah perang Alaka antara bangsa Portugis dengan Kelompok Uli Hatuhaha Amarima Lounusa yang dimenangkan oleh kelompok Portugis sehingga kelompok ini dipaksa untuk turun ke pantai. Namun kelompok Hulaliu tidak langsung ke pantai tetapi menuju ke arah timur dan tiba disuatu gunung yang bernama Supurusu.

Di Supurusu inilah kelompok Hulaliu terbagi menjadi dua, yakni kelompok Soa Pake dan kelompok Nusahuhu. Kelompok Pake terdiri dari marga Patti yaitu marga Laisina, Hatalaibessy dan Tuanakotta sedangkan Soa Taihuttu terdiri dari marga Mataheru dan Pasanea. Sementara kelompok Nusahuhu terdiri dari Soa Noya dengan marga Noya, Sahureka dan Suribory sedangkan Soa Siahaya dengan marga Siahaya, Maruanaya, dan Matulessy.

Di daerah Supurusu ini tidak terdapat air sehingga mereka berniat meneruskan perjalanan ke pantai dan berdiam sementara di tempat yang bernama “Aman Tawari”, kemudian mereka mengutus lima kapitan untuk mencari tempat yang ada airnya. Kelima kapitan ini berkumpul di “Haturua” untuk kemudian berpencar mencari air. Kemudian Kapitan Siahaya tetap menunggu di Haturua sedangkan kapitan Noya, Sahureka, Taihuttu, dan Mataheru berpencar melakukan pencarian daerah yang dapat dihuni.

Dari empat kapitan yang mencari air tersebut masing-masing menemukan air, namun yang sesuai dengan keinginan mereka berlima adalah air yang ditemukan oleh kapitan Taihuttu yang dating dari utara dan berkata dalam bahasa setempat “ Wae Taria” yang artinya Air disana”. Oleh sebab itu hingga saat itu nama air itu adalah Wae Taria.

Selanjutnya dengan sukacita para kapitan itu naik menjumpai kelompoknya yang ada di Aman Tawari dan sambil berteriak dalam bahasa “Lai parutu eke Haturessy Nahaka Rakanyawa” yang artinya dating berkumpul di Haturessy dan Pelabuhannya Rakanyawa. Oleh karena itu negeri Hulaliu sering disebut juga dengan sebutan negeri “HATURESSY” yang artinya “Kelebihan”.

Tidak ada komentar:

Kemegahan Terakhir